Pendahuluan

Pendahuluan

Metode Pengamatan

Kami mengamati Museum KAA dan Pikiran Rakyat dengan memfoto isi dari Museum KAA dan PR, memvideokan isi PR dan KAA serta mendengar penjelasan dari panita disana.

Deskripsi Museum KAA 

Museum KAA, tempat sejarah Asia Afrika dikibarkan, tempat Kemitraan Asia Afrika ditegakkan demi masa depan yang lebih baik. Berlokasi di Jln. Asia Afrika No.65, Bandung, Museum KAA memiliki sejarah sebagai tempat Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Museum ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 24 April 1980 pada peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika.

Deskripsi PR (Pikiran Rakyat)

Pikiran Rakyat atau PR merupakan surat kabar harian atau koran yang meliputi daerah Jawa Barat dan Banten. Pikiran Rakyat didirikan pada tanggal 24 Maret 1966 bertepatan dengan peringatan peristiwa heroik Bandung Lautan Api yang ke - 20. Nama awal dari PR adalah Angkatan Bersenjata edisi Jabar, namun pada 24 Maret 1967 berganti nama menjadi Pikiran Rakyat yang ketahui hingga sekarang.

Data Pengamatan

Pada kunjungan saya ke PR dan Museum KAA jumlah pengunjung yang disana kurang lebih sebanyak 81 yang sudah termasuk siswa kelas 6ABC yang banyaknya 78 dan 3 wali kelas. Di PR terdapat 3 tempat yaitu PRMN, Radio PR FM dan Redaktur Koran PR. Di KAA terdapat berbagai informasi tentang KAA, seperti Dasa Sila Bandung, Diorama Patung, Kamera yang digunakan di KAA 1955 dan Alat Ketik, Hasil KAA, Dan lain lain.

Analisis Data

1. Jurnalistik : Jurnalistik adalah hal yang menyangkut dalam kewartawanan dan persuratkabaran. Jurnalistik juga adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa.

2. Gedung Merdeka : Gedung Merdeka memiliki sejarah yaitu menjadi tempat terselenggarakannya KAA 1955 yang berada di Bandung. Dahulu nama Gedung Merdeka adalah Societeit Concordia. Namun ketika Jepang menjajah Indonesia, Jepang mengganti nama gedung tersebut menjadi Dai Toa Kaman, dan menjelang KAA, Soekarno mengganti nama nya menjadi Gedung Merdeka yang kita kenal sekarang.

3. Tokoh Pelopor KAA : Ali Sastroamidjojo (Indonesia), Sir Jhon Kotelawala (Sri Lanka), Muhammad Ali (Pakistan), U Nu (Burma/Myanmar), Jawaharlal Nehru (India).

4. Diorama Patung : Disana terdapat diorama patung yang menjelaskan suasana sidang KAA 1955 dimana Soekarno berpidato dan dibelakangnya perwakilan dari 5 negara pelopor yang mendukung terselenggarakannya KAA.

Kesimpulan

Jadi setelah melakukan outing saya merasa senang karena dapat mengunjungi PR dan Museum KAA, di sana saya mendapat berbagai informasi seperti di PR saya mengetahui tentang jurnalistik, cara membuat koran dan koran digital, sementara di Museum KAA saya tahu tentang sejarah KAA, Dasa Sila Bandung, Hasil KAA, Diorama Patung, Negara - Negara yang Merdeka dan lainnya.

Saran

Saat mengunjungi PR mohon areanya diperluas agar tidak bersempitan ketika jalan, dan juga di Museum KAA, areanya diperluas, kalau ada suara pidato misalnya Soekarno berpidato mohon untuk diperbesar serta saat dijelaskan suara panitia di perbesar juga.